Majalengka, TINTAHIJAU.COM – Gagasan menjadikan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sebagai pusat industri pertahanan nasional mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Usulan relokasi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Pindad dari Kota Bandung ke kawasan BIJB Kertajati yang dilontarkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dinilai strategis untuk kepentingan daerah dan nasional.‎‎

Wakil Ketua DPRD Majalengka, Asep Eka Mulyana, menyatakan pihaknya mendukung penuh gagasan tersebut. Menurutnya, keberadaan BIJB Kertajati yang megah harus dimanfaatkan lebih optimal agar memberi dampak nyata bagi perekonomian masyarakat.

‎‎“Jika industri pertahanan dipusatkan di sini, Majalengka akan menjadi salah satu pusat ekonomi baru di Jawa Barat. Kami mendukung penuh karena ini menyangkut kepentingan strategis daerah dan nasional,” ujar Asep Eka di DPRD Majalengka, Selasa (26/8/2025).

‎‎Ketua DPD Partai Golkar Majalengka ini menambahkan, relokasi PTDI dan PT Pindad akan membuka banyak peluang kerja sekaligus menggerakkan sektor pendukung seperti logistik, perhotelan, kuliner, hingga UMKM.‎‎

“Ini bukan hanya soal memindahkan perusahaan, tetapi membangun ekosistem industri. Ada efek ganda bagi daerah, mulai dari peningkatan PAD, penyerapan tenaga kerja, hingga tumbuhnya kawasan industri pendukung. BIJB bisa menjadi magnet investasi jika konsep ini benar-benar dijalankan,” jelasnya.‎‎

Asep Eka juga mengingatkan bahwa masyarakat Majalengka telah banyak berkorban untuk pembangunan BIJB, termasuk melepas tanah mereka. Karena itu, wajar bila mereka mendapatkan manfaat langsung dari keberadaan bandara tersebut.‎‎

“Jangan sampai BIJB hanya menjadi proyek mercusuar. Relokasi industri pertahanan adalah jawaban agar bandara ini benar-benar berfungsi strategis,” tegasnya.

‎‎Ia optimistis rencana ini bisa direalisasikan mengingat infrastruktur bandara dan akses jalan tol di Kertajati sudah tersedia. Tinggal menunggu dukungan regulasi dan kebijakan dari pemerintah pusat.‎‎

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa relokasi industri pertahanan mendesak dilakukan karena keterbatasan lahan di Kota Bandung.

‎‎Selain PTDI dan PT Pindad, ia juga mengusulkan agar pangkalan TNI Angkatan Udara dipindahkan dari Bandara Husein Sastranegara ke BIJB Kertajati, memanfaatkan lahan negara yang lebih luas dan representatif untuk pengembangan industri serta uji coba pesawat.‎‎

“Langkah Pak Gubernur patut diapresiasi. Dengan sinergi semua pihak, Kertajati bisa menjadi kawasan terpadu yang mendukung pertahanan nasional sekaligus menggerakkan ekonomi lokal,” pungkas Asep Eka.