KUTIPAN – Kebakaran kapal tanker MT Federal II di Batam yang menewaskan sebelas orang dan melukai dua puluh lainnya kini sedang jadi perhatian serius aparat kepolisian. Bukan cuma karena jumlah korban yang banyak, tapi juga karena ini bukan kali pertama kapal tersebut terbakar. Seperti kata pepatah, jangan-jangan ada api di balik kapal.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepulauan Riau, Kombes Pol. Ade Mulyana, menyampaikan bahwa pihaknya sedang mengumpulkan bukti-bukti untuk memastikan penyebab kebakaran. Dugaan awal mengarah pada kelalaian dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lokasi kejadian.

“Makanya dilihat di tempat kejadian perkara itu ada bekas sisa dari isi tangki atau tidak, kenapa bisa meledak berarti ada gas di situ. Misalnya, minyak dalam tangki itu masih ada gasnya atau dari oli atau selang pengelasannya, kan (pengelasan) itu menggunakan tabung,” ujar Ade dikutip dari ANTARA pada Minggu (19/10/2025).

Penyelidikan ini melibatkan Satreskrim Polresta Barelang dengan asistensi dari Polda Kepri, dan dukungan teknis dari Puslabfor Polri. Saat ini, penyidik masih menunggu hasil olah TKP untuk menentukan apakah ada unsur pidana di balik peristiwa tersebut.

Hingga Sabtu (18/10) malam, tim gabungan masih sibuk meneliti sisa-sisa kapal yang hangus. Dugaan kelalaian K3 semakin kuat setelah beberapa pekerja menyebut pihak subkontraktor diduga kurang memperhatikan standar keselamatan saat melakukan pekerjaan panas (hot work) di area tangki.

“Terkait dugaan kelalaian itu yang masih kami dalami,” kata Ade menegaskan.

Sementara itu, Kapolda Kepri Irjen Pol. Asep Safrudin menyebut penyelidikan tidak hanya fokus pada aspek teknis kebakaran, tetapi juga akan menelusuri administrasi tenaga kerja, kontrak kerja subkontraktor, dan penerapan prosedur K3 di perusahaan galangan kapal tersebut.

Laporan internal perusahaan (Fire Incident Report) mengungkap bahwa kebakaran terjadi di area WBT 2S saat sedang dilakukan pengelasan di dalam tangki. Api tiba-tiba muncul dan memicu ledakan hebat sekitar pukul 04.20 WIB. Tim keselamatan perusahaan langsung melakukan pemadaman dan evakuasi. Api baru bisa dijinakkan sekitar pukul 05.00 WIB.

Tragisnya, ini bukan kali pertama kapal Federal II terbakar di lokasi yang sama. Pada 24 Juni 2025, insiden serupa menewaskan empat pekerja dan melukai lima lainnya. Dua orang subkontraktor bahkan sudah ditetapkan sebagai tersangka karena dugaan kelalaian yang mengakibatkan kematian dan luka berat.

Kasus ini pun menimbulkan pertanyaan besar: apakah standar keselamatan kerja di industri galangan kapal masih dianggap formalitas belaka? Karena jika dua kali terbakar di tempat yang sama, mungkin yang perlu diperbaiki bukan hanya kapal, tapi juga kesadaran terhadap nyawa manusia.